Jumat, 29 November 2013

Mompreneur dengan background pendidikan yg tidak tinggi

Sedang mengamati 3 orang mompreneur, dengan background pendidikan yg tidak tinggi...

1. Ibuku, lulusan SMP, mempunyai usaha waarung makan + cateringnya, menurutku dia sudah berhasil megurus usahanya itu, sehingga bisa bertahan dan berkembang dari tahun 1990 sampai sekarang.
2. Kakaku, Susi Anjar, lulusan STM, yg berhasil mengembangkan butik onlineya, http://rumahjahithaifa.com/
3. Eyang upline ku, Yulia Riani, lulusan STM, dia berhasil menjalankan bisnis oriflamenya. Gajinya skr itu 40 juta-an/bulan, Cash award 56 juta + mendapatkan CRV gratis.

Dunia bisnis itu adil ya, tidak memandang background pendidikan
siapa yg bertahan, tekun, dialah yg sukses.

Saya, dengan keterbatasan saya sekarang ini : tidak bebas keluar rumah, tidak mempunyai modal besar, memilih menjalankan bisnis oriflame dirumah saja.
Bisnis saya di www.gajirumahan.com

Bakwan Hijau



Kebetulan menunya lagi ikan bawal goreng. Qila dan afan itu kalo makan ikan senengnya garingan ditambah kecap, tanpa sayur kuah atau apapun. Tapi kayanya kurang mantep klo makan nasi tanpa sayur, kurang yakin gtu... :))

Akhirnya aku buat bakwan hijau ini, isinya kacang panjang, bayam dan wortel.

Bumbunya sama seperti resep bakwan komplit
hanya beda komposisi sayuranya saja



Pisang Molen


Hasil jalan2 ke blognya mba Ariesta Mikdar Gunawan. Niat banget pengen bikin pisang molen sendiri. Pulang jemput qila sekolah mampir kewarung sayur, dan adanya pisang uli, bukan kepok atau tanduk.





Resep: Ita-DapurGriyaKhayangan

Bahan:
Pisang kepok atau pisang tanduk potong serong/memanjang --> aku pake pisang uli

Bahan A:
250 gr tepung terigu
2 sdm margarin
1/2 sdt baking powder

Bahan B:
1 sdm gula pasir
1/4 sdt garam
1/2 sdt vanili bubuk
6 sdm air putih hangat
===> Campur semua menjadi satu, aduk hingga gula, garam dan vanili bubuk larut


Cara Membuat:
1. Campur bahan A ke dalam mangkok, aduk dengan tangan hingga bercampur.
2. Tuangkan bahan B sedikit demi sedikit sambil adonan diuleni dengan tangan sehingga adonan bercampur dan bergumpal (tidak harus sampai kalis). Istirahatkan adonan kurang lebih 15 menit, tutup dengan plastik/serbet bersih.
3. Siapkan penggilingan mie/pasta maker, giling sedikit2 dengan ketebalan no. 1 hingga ketebalan no.5.
4. Potong2 adonan ukuran 3 cm x 30 cm, lilitkan ke pisang secara memutar hingga pisang tertutup adonan kulit, lem ujung kulit dengan air putih agar tidak lepas. Jika tidak ada penggiling mie/pasta maker, bisa digiling/digilas dengan rolling pin atau gilingan dari kayu sampai adonan tipis.
5. Goreng pisang molen dengan minyak goreng api sedang hingga kuning kecoklatan. Angkat bila sudah matang, tiriskan...dan sajikan selagi masih hangat..


 

 

Rabu, 27 November 2013

Botok Petai Cina


Ini resep dari mertuaku, orang Madiun.
Mentang2 ini adalah makanan asal daerahnya, suamiku suka banget sama botok ini. Makanya pake sayur asem lamongan ditambah kerupuk kaleng. Mantap kayanya :)

Bahan:
Satu mangkok petai cina yg sudah dikupas,
1/3 butir kelapa parut
100 gr teri medan
tomat hijau, iris tipis
Daun pisang untuk membungkus.

Bumbu, haluskan
1 sdt garam
1 sdt ketumbar bubuk
5 butir bawang merah
3 butir bawang putih
5 buah cabe keriting merah ( atau sesuai selera)

Cara :
Campur jadi satu semua bahan dan bumbu yg telah dihaluskan, aduk rata. Bungkus dengan menggunakan daun pisang. Kukus sampai matang, kurang lebih 20 menit.


Untuk Pindah dari Zona Nyaman ke Zona yg Lebih Nyaman itu Memang Dibutuhkan Perjuangan


Ingat 5 taun yang lalu sesudah menikah, aku kerja suami kerja, kebayang enak kan ya, punya dua sumber penghasilan, meskipun masih tinggal ngontrak di dekat kantor...buat aku itu nyaman banget, karena kita gak perlu cape2 menempuh perjalanan yg jauh untuk ke kekantor..
Tapi, ketika memikirkan masa depan keluarga, ketika punya anak kelak, "masa sih mau tinggal dikontrakan seperti ini terus, kita (aku dan suami) sih enak, kan ke kantornya jadi deket, tapi kasian anak2 kita nanti, sumpek, ga ada lapangan kosong untuk bermain, udara tengah kota yg pengap, panas, pokoknya ga baik untuk perkembangan anak". Dari keadaan ituaku berfikir untuk berani keluar dari zona nyaman (kekantor deket), mencari tempat tinggal yg lebih layak, segar buat anak2.
Ya memang, butuh pengorbanan untuk mendapat zona yg lebih nyaman lagi..
Pengorbanan kita untuk mendapatkan zona yg lebih nyaman itu, kita harus lebih pagi untuk berangkat ke kantor, berdempet2an naik krl, karena jarak rumah dan kantor yg lebih jauh.

Setelah mecapai kondisi tersebut, hidup sudah nyaman buat saya, tinggal di tempat yg asri, punya anak, punya pekerjaan..tiap bulan kami menerima uang dr gaji saya dan gaji suami. Buat kami, pengahsilan sudah cukup, bisa memenuhi semua kebutuhan kami. Tapi hidup itu bukan melulu soal materi, ada sesuatu yg kurang, ketika saya harus pergi pagi meninggalkan bayi mungil yg lucu, dan pulang malam hari, ketika bayi yg lucu itu sudah mengantuk....bayiku, anak pertamaku aqila-ku.
Rasany sangat dilema mengalami hal seperti ini, di satu sisi aku ingin bekerja, menghasilkn uang dari keringat sendiri, disisi lain aku ini seorang ibu, ingin berperan layaknya seorang ibu, mengurus, mengasuh, mendidik anak dengan tangan senidri, melihat setiap perkembangan yg dilewati anak...aku ingin itu semua...
Hidup itu pilihan, pada saat itu aku memilih untuk keluar dari zona nyaman..untuk mencapai zona yg lebih nyaman lagi..
Aku memilih melepaskan pekerjaan yg sudah aku impikan sejak dulu, pekerjaan sebagai karyawan sebuah perusahaan telekomuniksi...(bekerja sesuai background pendidikan, lulusan teknik telekomunikasi bekerja di perusahaan telekomunikasi dong..wkwkwkwwk,  meskipun kerjaanya hanya sebagai admin..hehehe)
Aku harus siap dengan pilihan yg aku ambil ini, siap hanya mempynyai 1 sumber gaji, hanya dari suami saja...
Pastinya kaget ya, ibaratnya biasa menerima 2, jadi nerima 1...tp tetep aku lakukan, untuk mendapatkan zona yg lebih nyaman lagi...
Zona/keadaan dimana aku hanya tinggal dirumah, mengurus keluarga, mengasuh, mendidik anak, melakukan hobiku, masak. 

Resign itu tidak sembarang resign ya, sudah aku persiapkan matang2, aku sudah mempersiapkan sebuah bisnis untuk menggantikan penghasilanku sebagai karyawan, aku mencoba gabung oriflame...karena melihat teman2 ku yg sukses di oriflame, mendapatkan penghasilan jutaan hanya dengan bekerja dirumah..
 Dalam benaku saat itu "waah ini bisa mengganti pekerjaan aku yg dulu nih, aku masih tetep bisa mendapatkan gaji lagi meskipun sudah beerenti kerja nih.." 
Waktu itu aku cuma berfikir mendapatkan gajinya saja, tidak berfikir bahwa untuk mendapatkan gaji itu memang harus dibutuhkan kerja, meskipun bisa dilakukan dirumah saja, tetap saja harus ada "kerja"...
Jadi setelah gabung, rasanya males banget untuk melakukan bisnisnya, aku hanya ingin menikmati hidup, leha2, cuma bermain-main sama anak, ga mau ribet ngurusin kerjaan yg lain..
Waktu berlangsung begitu lama, hampir 4 taun, dan aku sudah mempunyai 2 anak, tp keadaan aku tidak berubah, tetep menunggu gaji yg diberikan suami tiap bulanya....
bukanya tidak bersyukur ya, aku cuma ingin mendapatkan keadaan yg lebih baik lagi, untuk suami, anak2, orang tua, sodara2..
Akhirnya aku memutuskan untuk keluar dari zona yg sangat nyaman buatku ini, hanya dia dirumah, mengurus anak2, melakukan hobi, ga pusing2 mikirin kerjaan. Aku gabung oriflame lagi, dimana pasti akan lebih menyibukanku dirumah, yg tadinya mau tidur tinggal tidur, makan tinggal makan, sekarang harus benar2 memanfaatkan waktu sebaik mungkin, menggunakan waktu kosong untuk mengurus pekerjaanku di oriflame.
Seperti sekarang ini nih, ketika anak keduaku tidur, dan anak pertamaku sedang asik bermain, aku sempatkan untuk bekerja di depan laptop, dirumah saja....
 Ini anak keduaku, Afan, dia lagi asik bobo.."mimpi indah ya de', 
ibu kerja dulu, nyari sebongkah berlian heheeh :)"



 Kalo ini anak pertamaku, Aqila, cantik, lucu, cabi. 
Tapi kelakuanya aneh..udah makan, mandi, siang2 pengen pake baju tidur,
"yo wis, karepmu, yg ngerasain gerah kan km sendiri yg ngerasain.." :0
o iya, 2 jam sebelumnya dia sudah makan, dan sekarang minta makan lagi :P
dan senengnya itu nempelll terus sama ibunya...

Balik lagi ke pilihan....
Ya semuanya itu pilihan, ini adalah pilihanku sekarang, gabung oriflame, untuk mendaparkan zona yg lebih nyamab lagi..
Kali ini,  gabungnya bukan asal gabung ya, udah tau kewajiban yg harus saya lakukan untuk mengembangkan bisnis ini. Buka seperti dulu, sesudah gabung diem saja, ga ngapa2in, dan akhirnya gak dapet apa2 juga, hehehe...
Untuk mendapatkan bonus yg ada dioriflame itu ya memang dibutuhkan kerja, action..tanpa itu ya ga akan dapet apa..
Yang mau keluar dari zona nyaman untuk mencapai zona yg lebih nyaman lagi lewat Oriflame dBC Network, mau serius menjalakan bisnis nya, hubungiaku yuk... 

Atik Fatmawati, Pin BB 746B4047

Cakwe Kentang


Resep by Ariesta Mardian Mikdar
Modified by Atik Fatmawati




Anaku itu ga suka kentang, di sop, digoreng atau disemur, semuanya ga suka. karena ada cadangan kentang dan lagi ngiler sama cakwe, aku bikin aja cakwe kentang. Resep cakwe aku dapatkan dari mba Ariesta Mardian Mikdar yang aku modifikasi sedikit, dengan campur kentang.

Bahan Biang:
1 sdt ragi instan
1 sdm tepung terigu
1 sdt gula pasir
3 sdm air putih hangat
===> Campur semua bahan menjadi satu, aduk rata, diamkan kurang lebih 5-10 menit hingga berbuih.

Bahan Adonan Cakwe:
150 gr tepung terigu
100 gr kentang yg sudah dikukus dan dihaluskan
1/2 sdt garam
1/2 sdt soda kue
1/4 sdt baking powder
25 ml air putih
1 sdm minyak goreng


Cara Membuat:
1. Masukkan tepung terigu, kentang, garam, soda kue dan baking powder ke dalam wadah. Tuangkan bahan biang yang sudah berbuih dan minyak goreng, aduk dengan tangan hingga tercampur rata.
2. Tuangkan air putih sedikit2 hingga habis sambil adonan diuleni dengan tangan, uleni adonan cakwe sampai kalis dan tidak lengket ditangan.
3. Bulatkan adonan cakwe, tutup wadah dengan plastik hingga tertutup rapat. Istirahatkan selama kurang lebih 2 jam atau kalau mau sabar bisa lebihkan...kenapa koq lama sampai minimal 2 jam?___Karena kalau proses fermentasinya hanya satu jam berdasar pengalaman saya membuat cakwe, dough/adonan cakwe kurang lentur/lemas dan hasil kuenya kurang bagus pori2nya...rongga yang terbentuk masih agak padat.
4. Setelah selesai masa fermentasi, kempiskan adonan dengan meninjunya. Kemudian tipiskan dan lebarkan adonan cakwe  menggunakan rolling pin dengan ketebalan kurang lebih 1 cm. Potong adonan cakwe dengan lebar 3 cm dan panjang 15 cm. Tumpuk dua potongan adonan, oleskan air putih pada satu sisi potongan adonan yang akan ditempelkan agar cakwe tidak lepas saat digoreng. Setelah potongan adonan cakwe di tumpuk, tekan bagian atas permukaan cakwe dengan sumpit sehingga kedua potongan cakwe tersebut saling menempel kuat.
5. Tarik perlahan kedua ujung cakwe agar memanjang, lalu goreng cakwe dengan panas api sedang, sambil dibolak balik dan siram2 dengan minyak agar matang merata. Tiriskan dan siap dihidangkan dalam keadaan hangat dengan saos khasnya cakwe.

  
Untuk saosnya aku pake saos jadi, saos bangkok.

Senin, 25 November 2013

Nagasari atau Kue Pisang


Dari dulu ga bisa bikin nagasari yg rasanya kaya dijual2 gitu, manis, gurih, lembut. beberapa kali nyoba masih kurang manis aja, trus teksturnya juga keras. padahal udah dibanyakin air/santan nya.
Nyari resep terus, berharap mendapatkan resep yg oke...
dan akhirnya ketika maen ke tetangga nemu buku bagus, isinya jajanan tradisional semua, bukunya kecil, penerbitnya juga entah siap..aku coba lah resepnya...

Resep :
3 buah pisang tanduk kukus, dipotong2
300 gr tepung beras
250 gr gula pasir
1 1/2 sdt garam
2 lembar daun pandan
1300 ml santan dari 1 butr kelapa-->  dibagi 2 : 1000 ml sisihkan dan 300 ml campur dengan 100 gr tepung sagu, larutkan.
daun pisang untuk membungkus

Cara :
1. larutkan tepung beras, gula pasir, santan, garam dan daun pandan. masak sambil diaduk sampai rata. angkat
2. tambahkan larutan tepung sagu, aduk sampai rata
3. siapkan daun. masukan kira2 1 sdm adonan, letakan pisang, tutup lagi dengan adonan sampai pisang tertutup. lipat
4. masak kurang lebih 20 menit hingga mateng

Perjuangan bikin nagasari ini lumayan banget loh, nguras keringat karena cape dan panas.
- mulai dari beli kelapa seabis jemput qila sekolah, bersepeda bonceng 2 anak depan dan belakang, kebayang keringetnya kan :))
- nyampe rumah duo bocah rewel, tapi rasanya udah ga sabar pengen buru2 execusi resep,nyari lah "obat penenang anak" putar dvd teletubis, anteng deh :)
- eh tapi setalah anteng dan mau mulai, ternyata tepung sagunya blom ada, lari lah ke warung, denga buru2 ninggalin 2 anak dirumah yg sudah dikunci, lari kewarung, panas & cape, keringataam pokoknya,dan ternyata warungnya tutup. nyari warung lagi yg agak jauhan, lari kenceng demi dapet tepung sagu, alhamdulllah dapet, tapi keringetnya itu loh ga nahan, pengenya sih mandi dulu, tapi ga mungkin, lagian mumpung anak2 anteng.
- badan lemes banget, pas diinget2 dari pagi sampe jam 11 blom makan :(

pokoknya tak terlupakan deh perjuangan bikin nagasari ini.
Dari jauh hari sebelumnya udah ngehayal banget tentang resep ini, "enak ga ya resepnya", pengen banget bisa bikin nagasari enak. Pokoknya pengen banget bikin.... Hari senin, 25 November 2013, diiatin banget, pokonya hari ini harus bikin nagasari. Jadi seberat apapun rintangan tetap dijalani, tetep ngotot bikin nagasari hari itu juga, hehehe..

tapi alhamdulillah perjuangan ku ga sia2, nagasarinya enaaakkk banget. Menurutku nagasari yg ku buat ini rasanya sempurnaaa... :))
 dan yang paling penting duo bocah dan suami sukaaaa.....
ketika mereka bilang enak itu, rasanya luaaarrrr biasa bahagia.... :)
alhamdulillaah...

Minggu, 24 November 2013

Mie Kocok Bandung






Ketika mudik ke Bandung, tempat ibuku, selalu pengen beli Mie Kocok Bandung di dekat rumah ibuku, rasanya enak, tp sayang harganya lumayan, 20 ribu/porsi klo pake bakso 26 ribu/porsi. Klo cuma beli satu porsi sih oke, tp kan ga mungkin kan beli cuma 1 porsi, secara penduduknya banyak, minumal 5 porsi, jadi berapa tuh totalnya :))).

Sambil meknimati mie kocok, sambil berfikir "kok harganya mahal ya", isinya kan cuma mie, toge sama kikil. Jadi pengen bikin sendiri. Lama banget pengen nyoba bikin mie kocok ini, tapi takut ga enak...cari2 resep akhirnya ada yg posting resep mie kocok bandung di grup NCC, Tita Bags Oktariani. Tanpa panjang fikir, langsung deh exsekusi resep.

Berikut resep asli dari Mba Tita :

by Tita Bags Oktariani

Bahan:
1 bungkus mie telor gepeng , rebus lalu tiriskan

Kuah kaldu:
1 kaki sapi yang masih ada sumsumnya dan banyak kikil
5 liter air
4 sdt garam
1 sdt merica bubuk

Bumbu halus:
10 siung bawang merah
5 siung bawang putih
4 butir kemiri, bakar sebentar

ebi (udang kering) kira" 1 genggam, haluskan

4 lembar daun salam
4 lembar daun jeruk, sobek-sobek
2 batang serai, memarkan
3 cm jahe, digeprek
Minyak untuk menumis

Garam, merica bubuk, gula pasir, kaldu sapi bubuk secukupnya ~ tergantung selera aja

Bahan pelengkap:
15 butir bakso sapi kecil (atau terserah selera aja banyaknya)
100 gram tauge panjang, siangi, rendam air panas hingga agak layu sebentar saja. Tiriskan.
1 batang daun bawang, iris tipis
Bawang goreng
Jeruk limau
Sambal ulek merah
kerupuk
Kecap manis (klo suka)

Cara membuat:
1. Cuci kaki sapi sampai bersih
Kuah kaldu: Didihkan air, beri garam dan merica bubuk. Rebus kaki sapi hingga empuk.
2. Tumis bumbu halus, daun salam, daun jeruk, serai dan jahe hingga harum. Masukkan ebi, tumis sebentar.
3. Masukkan tumisan ke dalam kuah kaldu, masak terus hingga kaki sapi benar-benar empuk dan bumbu meresap. Tambahkan garam, merica bubuk, gula pasir dan kaldu sapi bubuk. Cicipi rasanya.
4. Masukkan bakso sapi, masak hingga bakso mengapung dan matang.

Cara penyajian:
Tata dalam mangkuk saji: Mie, tauge, kikil kaki sapi yg sudah dipotong-potong, bakso sapi, daun bawang. Siram dengan kuah kaldu panas. Taburi bawang goreng. Sajikan dengan jeruk limau, sambal ulek merah, kerupuk/emping dan kecap manis.


Resep Sambel :
100 gr cabe rawit merah campur cengek domba , nah itu direbus dulu biar ga sakit perutnya (kata mama mertua ku) terus digiling sama bawang merah 1 siung dan bawang putih 1 siung abis itu di tumis lagi udah kering baru kasih air kira" 200 ml tunggu sampai mendidih

Setelah melihat komposisi resepnya bahan2 mudah dicari, kecuali kaki sapi.
" jadi ga yah, bikin mie kocoknya, ga ada kaki sapinya nih ...."
Akhirnya nekad aja bikin, hanya dengan kikil aja tanpa kaki sapi :))

Berikut resep yg aku buat :

Bahan :
1/2 kg mie kuning basah, cuci dan siram air hangat
1/2 kg Kikil Sapi, potong dadu
1/4 kg Tauge, rendam air panas, hingga tidak layu, sebentar saja
2 liter air








Bumbu halus:
5 siung bawang merah
3 siung bawang putih
3 butir kemiri, bakar sebentar

4 sdt garam
1/2 sdt merica bubuk

Rempah Tambahan :
3 lembar daun salam
2 lembar daun jeruk, sobek-sobek
2 batang serai, memarkan
3 cm jahe, digeprek


2 sdt gula pasir
Minyak untuk menumis
1 bungkus kaldu sapi bubuk (7.5 gr) 

Cara :
Tumis bumbu halus, tambahkan rempah2, tumis sampai harum. Stelah itu masukan kedalam air yg telah didihkan. Tambahkan gula pasir. aduk2 sampai mendidih lagi, masukan kikil dan kaldu sapi bubuk. masak sampai kikil matang (jangan terlalu lama ya, klo terlalu lama, kikil jadi tidak kenyal2 lagi, kurang maknyus jadinya :)) )

bahan pelengkap,
- daun bawang, iris
- tomat, iri
- bawang goreng

 
Penyajian :
Tata dalam wadah, mie, toge, kikil, daun bawang, bawang goreng dan irisan tomat. siram dengan kuah kaldu panas.

Jika perlu tambahkan sambal. 
Sambalnya bikin yg expres aja, 5 buah cabe rawit domba rebus. haluskan, siar dengan 5 sdm air kuah kaldu 

Note : karena ini ga pake kaki sapi, jadi gurihnya kurang nendang, jika ingin gurih seperti yg dijual jual, ketika penyajian tambahkan kaldu sapi bubuk atau vetsin.